520
|
#
|
#
|
$a Kabupaten Gowa memiliki potensi di sektor pertanian terutama pada tanaman pangan dan hortikultura seperti rempah-rempah. Salah satu transformasi produk rempah-rempah agar tahan lama dan mempunyai nilai tambah yaitu bumbu coto. Bumbu coto saat ini dipasaran Kabupaten Gowa sudah tidak asing lagi karena sudah banyak pedagang yang menjual tetapi harga bumbu coto yang cukup tinggi tanpa dijamin kehigenisannya dan bumbu coto ini di jual perkilo sehingga untuk konsumsi pribadi terlalu banyak merupakan kekhawatiran konsumen, sehingga muncul ide peneliti untuk mendirikan usaha bumbu coto instan di Kabupaten Gowa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui layak atau tidaknya pendirian usaha baru bumbu coto instan di Kabupaten Gowa yang diuji menggunakan enam aspek diantaranya aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, aspek keuangan dan analisis SWOT. Berdasarkan dari hasil penelitian dengan menggunakan enam aspek diantaranya aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, aspek keuangan dan analisis SWOT diperoleh bahwa pendirian usaha bumbu coto instan di Kabupaten Gowa layak didirikan terbukti pada aspek pasar dan pemasaran sasaran produk ditargetkan kepada pria dan wanita sekitar umur 25-64 tahun yang bekerja diasumsikan sebesar 15 % sebagai masyarakat penyuka di Kabupaten Gowa dengan setiap kemasan berukuran 100 gram dengan konsumen potensial sebanyak 45.015 jiwa. Pada aspek teknis dan produksi usaha ini memproduksi pertahun 26.400 kemasan yang tiap tahunnya terus bertambah dengan bahan yang mudah didapatkan juga alat dan lokasi usaha yang sangat memadai. Usaha ini sudah memiliki struktur dan 6 karyawan yang tugasnya telah teratur pada aspek manajemen dan organisasi. Aspek ekonomi dan sosial telah memberikan dampak positif yang sangat baik untuk masyarakat sekitar maupun negara. Aspek keuangan telah ditentukan harga jual produk sebesar 13.900 dengan posisi keuangan perusahaan pada proyeksi neraca terus meningkat, laba yang diperoleh 50%, titik impas yang didapatkan saat volume penjualan sebanyak 10.189 kemasan atau sebesar Rp. 141.622.883, juga analisis data NPV, IRR, PI yang sudah dikatakan layak sehingga dapat juga diketahui pengembalian modal usaha terjadi setelah melakukan produksi selama 1 tahun 6 bulan.
|