01848 2200241 4500001002100000005001500021035002000036245012700056100001600183250000900199300005700208856001900265260004200284082001000326084001600336020002200352650002100374650002700395008004100422700001600463520111300479990001401592INLIS00000000000039820250314092504 a0010-09210000241 aBaca Buku Ini Saat Engkau Lelah :bSesungguhnya Berpura-Pura Bahagia Itu Melelahkan /cMunita Yeni; Penyunting, Sony Adams0 aMUNITA Yeni a2018 ax, 218 halaman :bgambar ;c14x20 cmeDaftar Pustaka aOPAC (Rak 2.3) aYogyakarta :bPsikologi Corner,c2018 a155.6 a155.6 MUN b a978-602-5907-78-4 4aPsikologi Dewasa 4aSumbangan Pegawai 2021250314 g 0 ind 1 aADAMS, Sony aTerkadang kita terlalu sibuk mencintai ini dan itu bahkan sampai kita lupa untuk mencintai diri sendiri, dan itu sungguh melelahkan. Mengapa manusia mulai lupa bagaimana cara untuk mencintai dirinya sendiri? Bukankah sangat melelahkan ketika kalian ditinggalkan seseorang? Jika diri kalian sendiri yang meninggalkan dirimu, betapa sunyinya? Penelitian di Carnegei Mellon University mengatakan bahwa rasa cinta menghasilkan emosi yang positif, hal ini mendorong sistem kekebalan tubuh orang tersebut menjadi lebih sehat. Berawal dengan menerima dan menemukan perasaan cinta kita terhadap diri kita sendiri, tentunya akan membawa kita jauh lebih bersyukur dan meminimalkan risiko stres atau gangguan penyimpangan perasaan sehingga kita akan menemukan cinta dan memiliki cinta. Namun mencintai diri sendiri mempunyai 'seni'-nya tersendiri, karena pada hakikatnya mencintai diri bukanlah mengagumi diri sendiri yang berlebihan dan menimbulkan sifat narsistic. Belajar menerima, menyayangi dan mencintai diri kita sendiri dengan anggun, sehingga lelah pun iri melihat romantisnya kita dengan diri kita sendiri. a008/SP-21