02116 2200205 4500001002100000005001500021035002000036245017400056100001700230250000900247300006000256856002700316260006900343082002300412084002900435650002500464520136200489008003901851990002001890INLIS00000000000028720220712043355 a0010-05210000111 aPenerapan Sistem Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) pada Industri Kecil Menengah Pabrik Tempe Tradisional di Kota Makassar :bTugas Akhir /cHasmita Sari0 aHASMITA Sari a2020 axi, 39 halaman :btabel; gambar ;c20,5x29 cmelampiran aOPAC (Rak TA TIA 2020) aMakassar :bPoliteknik ATI Makassar. Teknik Industri Agro,c2020 a(R)2020 TA-TIA 818 a(R)2020 TA-TIA 818 HAS p 4aTugas Akhir TIA 2020 aProses produksi tempe sebaiknya menggunakan perlengkapan yang menjamin keamanan pangan. IKM Pabrik tempe perlu menerapkan konsep HACCP yang tepat untuk meminimalkan kontaminasi antara pekerja dan bahan pangan. Hasil analisa penerapan Sanitation Standar Operation Procedure (SSOP) ditemukan masalah berupa keamanan air, kondisi permukaan yang kontak dengan makanan, pencegahan kontaminasi silang, kebersihan pekerja, pengendalian kesehatan karyawan, dan pemberantasan hama, sedangkan hasil analisa Good Manufacture Practice (GMP) berupa lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, pengawasan proses, karyawan, penyimpanan, pemeliharaan dan program sanitasi dan pelatihan, kemudian dilakukan penetapan titik kendali kritis, yang dimana titik kendali kritis yang ada pada pabrik tempe ini yaitu pada saat pemasakan kedelai, penggilingan dan pencampuran ragi. Pada proses produksi sering terjadi kontaminasi fisik berupa debu, dan serangga dan kontaminasi biologis berupa bakteri-bakteri yang ada di sekitar kemudian menetapkan batas kritis pada setiap titik kendali kritis. Batas kritis atau rekomendasi untuk bahaya fisik adalah penjadwalan pembersihan tempat pemasakan dan lap khusus untuk membersihkan wadahm sedangkan untuk bahaya biologis adalah dengan menggunakan pelindung berupa masker, sarung tangan, penutup kepala, dan baju khusus untuk menyerap keringat.220712 | | |  a168/TA TIA 2020